Social Icons

h

Pages

Selasa, 23 Juli 2013

Shalat Tarawih


SHALAT TARAWIH

Mengenai Tarawih ini telah saya bahas berkali – kali dengan pembahasan panjang lebar di
web ini, anda dapat melihatnya dengan menulis kata : “tarawih” di kanan atas tampilan
di forum tanya jawab ini, maka akan muncul pembahasan itu semua, namun yang secara
ringkasnya adalah bahwa tarawih ini banyak riwayatnya, yaitu 11, 13, 23, 36, 38, 40 dll.
Namun Jumhur 4 madzhab (pendapat besar 4 madzhab ahlussunnah waljamaah tidak satupun
berpendapat ada tarawih yang kurang dari 20 rakaat.
Imam Syafii dan Hambali tarawih 23 rakaat, yaitu 20 rakaat ditambah 3 rakaat witir, dan
Imam Malik (maliki) tarawih 36 rakaat, atau 38 rakaat, ditambah witir 3 rakaat menjadi 39
rakaat atau 41 rakaat khusus untuk di Masjid Nabawiy, dan tak ada satupun madzhab yang
berpendapat 11 rakaat, Entah darimana mereka menemukan fatwa itu, namun kita tak perlu
bermusuhan untuk itu, barangkali ada orang – orang tua yang jompo dan lemah hingga tak
mampu 20 rakaat, atau para muallaf, atau orang yang sangat sibuk hingga malas tarawih 20
rakaat, maka biarkan saja mereka shalat 11 rakaat, jauh lebih afdhal daripada mereka tidak
tarawih sama sekali.


Mengenai riwayatnya adalah Imam Baihaqi Al Kubra dalam Sunan Baihaqy menukil riwayat
tarawih Umar bin Khattab ra dengan 23 rakaat, dan riwayat ini disepakati oleh para sahabat
dan terus diberlakukan dimasa Khalifah Utsman bin Affan ra, dan Khalifah Ali bin Abi Thalib
kw, dan diberlakukan hingga masa kini, dan tak satu madzhab pun yang melakukan dibawah
23 rakaat, bahkan riwayat Imam Malik adalah 36 rakaat dan 39 rakaat.
Mengenai istirahat setiap 4 rakaat itu adalah telah berlaku dimasa Umar bin Khattab ra, maka
disebut tarawih (tarawih = selingan istirahat) maksudnya shalat yang diselingi istirahat.
Dalam Madzhab syafii dilakukan Qunut setelah Nishful akhir (setengah ramadhan yang
terakhir) di bulan ramadhan, berlandaskan dari riwayat Hasan bin Ali kw, bahwa Umar
bin Khattab ra melakukan Qunut pada shalat witir di setengah ramadhan yang terakhir,
demikian pula Ali bin Abi Thalib kw. (HR Sunan Baihaqi Alkubra Juz 2), walaupun sebagian
mendhoifkan riwayat ini namun sebagian sahabat mengamalkannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

 

Sample text

Sample Text

Sample Text

Bismillahirahman rahim, segala puji bagi Allah Azza Wa Jalla, Tuhan seru
sekalian alam yang menyeru sekalian hati hamba-Nya untuk selalu turut serta dalam
samudera makrifat hingga tenggelam dalam kecintaan kepada-Nya. Shalawat
serta salam atas Al-Mustafa Sayyidina Muhammad saw jadilah abadi padanya,
keluarganya dan seluruh sahabatnya.
Telah banyak permintaan dari saudara-saudari kita untuk membahas lebih
lanjut seputar permasalahan khilafiyah semacam kegiatan Maulid, Tahlil, Ziarah
Kubur, Dzikir, Yassin dan beberapa hal ubudiyah lainnya yang menurut sebahagian
dari saudara kita dipungkiri kebenarannya.
Buku yang diberi judul “Kenalilah Akidahmu 2”. Pada akhirnya adalah
kewajiban bagi kita untuk selalu menyeru dan menyeru atas mereka siapapun
mereka selama mereka keturunan Adam as untuk terus mengenal indahnya
keagungan islam sebagai akhlaq, pedoman hidup dan aqidah. wallahu a’lam.
Dengan segala kerendahan hati, saya berharap agar kehadiran buku ini turut
serta memperkaya khazanah keislaman kita.
Walillahitaufiq,
(Habib Munzir Almusawa)