Social Icons

h

Pages

Selasa, 23 Juli 2013

Qabliha Jum'at Tidak Ada?


QABLIYAH JUM’AT TIDAK ADA..?

Sebagaimana saya sering jelaskan, bahwa mereka itu hanya bisa mengunting dan menambal,
mereka menggunting ucapan para ulama dengan tujuan debat saja, ucapan Hujjatul Islam Al
Imam Ibn Hajar itu ada kelanjutannya pada halaman yang sama, memang ucapan itu adalah
fatwa Imam Ibn hajar, yang juga menjelaskan fatwa Hujjatul Islam Al Imam Nawawi, namun
Huujatul Islam Al Imam Ibn Hajar menjelaskan pula setelah itu bahwa “hal yang terkuat
yang dijadikan dalil bagi shalat Qabliyyah jum’at adalah merupakan hujjah umum
sebagaimana hadits yang dishahihkan oleh Ibn Hibban dari hadits Abdullah bin Zubair
dengan riwayat Marfu : “Tiadalah shalat fardhu terkecuali sebelum dan sesudahnya
terdapat shalat sunnah yaitu Qabliyah dan Ba’diyah (Fathul Baari Al Masyhur Juz 2 hal
426).

Dijelaskan pula bahwa mereka yang melarang itu mereka tak punya dalil pelarangan
kecuali larangan shalat diwaktu zawal, namun dari segi umum, sedangkan secara khusus
maka hari jum’at memiliki kekhususan tersendiri, dan larangan akan hal itu secara
mutlak tidak berlandaskan dalil, maka kesimpulannya shalat Qabliyah Jum’at merupakan
hal yang dianjurkan melakukannya (Aunul Ma’bud Juz 3 hal 335).
Berkata Al Muhaddits Al Imam Ibn Majah ra : “mengenai shalat Qabliyah Jumat
merupakan hal yang kuat untuk diperbuat (tsabitah), walaupun diingkari oleh sebagian
Muhadditsin” (Sunan Ibn Majah hadits No.1130 juz 1 hal 79).
Demikian hal ini merupakan Ikhtilaf para Muhadditsin, dan dalam madzhab syafii
melakukannya, maka bagi yang tak ingin melakukannya mereka tak punya sandaran untuk
mengharamkannya, cuma mereka saja meributkan hal – hal remeh seperti ini.
Sebagaimana sabda Nabi saw bahwa akan muncul kelak suatu kaum, membaca dan
mempelajari Alqur’an namun tak melebihi tenggorokannya, mereka menjauh dari agama
sebagaimana menjauhnya anak panah dari busurnya, mereka memerangi orang muslim
dan membiarkan penyembah berhala, bila kujumpai mereka akan kuperangi sebagaimana
diperanginya kaum ‘aad (Shahih Bukhari hadits No.3166)
Anda lihat mereka mereka itu? mereka tak ribut mengenai penyembah berhala, mereka justru
memerangi muslimin yang rukuk dan sujud pada Allah.
Kaum wahabisme sibuk mengharamkan hal yang tak ada nash untuk dilarang, kenapa ribut
melarang orang melakukan qabliyah jumat? kapan para wahabi melarang orang menyembah
berhala?
Kapan mereka ini dakwah ke Bali mengajak mereka untuk masuk Islam? Saya ke Bali saya
temukan disana para wahabi sibuk memerangi tahlil dan maulid, mereka tak berdakwah
pada hindu, tapi sibuk merebut masjid ahlussunnah waljamaah, saya ke Manokwari Irian
Jaya, kota yang akan dijadikan kota injil, namun mereka sibuk memerangi kyai – kyai yang
maulidan, demi memerangi orang – orang yang baca ratib di masjid – masjid, mereka biarkan
rumah peribadatan dibangun dengan megahnya dan terus berkembang di wilayah muslimin,
mereka tak perduli itu, mereka sibuk dengan memusyrikkan orang muslim. Mereka hanya
sibuk memfitnah para ahli tauhid sebagai musyrik, padahal Nabi saw telah marah pada
Usamah bin Zeyd ra yang membunuh seorang jahat dari kaum kafir yang berpura – pura
syahadat, tentunya kita percaya pada Usamah bin Zeyd, mustahil ia membunuh orang yang
bersyahadat dengan sungguh – sungguh, pastilah ia membunuh karena orang itu berpura –
pura, sebagaimana ucapan Usamah ra : dia hanya berpura - pura wahai Rasulullah.., namun
Rasul saw menjawab : Apakah kau belah dadanya..??, (Shahih Muslim)
Menunjukkan bahwa bila seorang sudah mengucap syahadat maka haramlah menuduhnya
musyrik, lalu bagaimana dengan wahabi yang ribut memusyrikkan orang yang istighatsah
padahal Istighatsah adalah sunnah, tawassul adalah sunnah, ziarah kubur adalah sunnah,
tabarruk adalah sunnah, lalu wahabi dengan kedangkalan pemahamannya mengingkari itu
semua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

 

Sample text

Sample Text

Sample Text

Bismillahirahman rahim, segala puji bagi Allah Azza Wa Jalla, Tuhan seru
sekalian alam yang menyeru sekalian hati hamba-Nya untuk selalu turut serta dalam
samudera makrifat hingga tenggelam dalam kecintaan kepada-Nya. Shalawat
serta salam atas Al-Mustafa Sayyidina Muhammad saw jadilah abadi padanya,
keluarganya dan seluruh sahabatnya.
Telah banyak permintaan dari saudara-saudari kita untuk membahas lebih
lanjut seputar permasalahan khilafiyah semacam kegiatan Maulid, Tahlil, Ziarah
Kubur, Dzikir, Yassin dan beberapa hal ubudiyah lainnya yang menurut sebahagian
dari saudara kita dipungkiri kebenarannya.
Buku yang diberi judul “Kenalilah Akidahmu 2”. Pada akhirnya adalah
kewajiban bagi kita untuk selalu menyeru dan menyeru atas mereka siapapun
mereka selama mereka keturunan Adam as untuk terus mengenal indahnya
keagungan islam sebagai akhlaq, pedoman hidup dan aqidah. wallahu a’lam.
Dengan segala kerendahan hati, saya berharap agar kehadiran buku ini turut
serta memperkaya khazanah keislaman kita.
Walillahitaufiq,
(Habib Munzir Almusawa)