Social Icons

h

Pages

Selasa, 23 Juli 2013

Melafadzkan Niat Menurut Madzhab Syafi'iyah


MELAFADZKAN NIAT MENURUT MADZHAB SYAFI’IYAH

Dengan membaca artikel ini saya benar – benar yakin bahwa orang – orang itu tidak mengerti
fiqih sama sekali, Bukankah niat adalah rukun shalat yang pertama..?, dan rupanya mereka
ini masih belum mengerti rukun shalat yang pertama, sibuk membahas ucapan para imam
kesana - kemari, padahal itu sudah dibahas di kitab tuntunan shalat untuk anak SD.
Anak kecil pun tahu bahwa LAFADZ niat bukan wajib hukumnya, dan tidak ada madzhab
manapun yang mengatakan lafadz niat itu wajib, cuma karena penulis artikel ini tidak faham
fiqih atau karena ingin membodohi ummat maka ia menyebut hal ini, membuat bingung.
Seakan akan ada orang bicara pada anda : meniup balon selepas shalat adalah bukan hal
yang wajib, demikian Jumhur 4 Imam Madzhab, dan yang mengatakan bahwa meniup
balon selepas shalat adalah merupakan hal yang wajib maka itu merupakan fatwa sesat yang
bertentangan dengan fatwa 4 Imam madzhab, dia telah melanggar aturan Syariah.
Sebagaimana Firman Allah swt dalam ayat anu, surat anu, dan juga telah berfatwa Imam Anu
bahwa hal – hal yang…dst…dst....
Apa maksudnya pembahasan mereka ini..?,
Tak pernah ada yang mengatakan lafadz niat shalat itu wajib.., cuma mereka saja ngada ada
sendiri..lalu mencaci maki muslimin tanpa sebab yang jelas..
Masalah lafadh niat itu adalah demi Ta’kid saja, (penguat dari apa yang diniatkan), itu saja,
mudah bukan?, berkata shohibul Mughniy : Lafdh bimaa nawaahu kaana ta’kiidan (Lafadz
dari apa – apa yang diniatkan itu adalah demi penguat niat saja) (Al Mughniy Juz 1 hal 278).
Demikian pula dijelaskan pada Syarh Imam Al Baijuri Juz 1 hal 217 bahwa lafadh niat bukan
wajib, ia hanyalah untuk membantu saja.
Tak adapula yang mengeraskan suara dalam lafadh niat shalatnya, mengeraskan suara hingga
mengganggu khusyu orang lain itu adalah berteriak dalam melafadhkanya, tentunya tak
pernah ada ustadz manapun yang mengajarkan lafadh niat itu harus teriak, tak ada pula yang
melarang lafadh niat dengan suara pelahan demi menguatkan niat, kecuali wahabi dan orang
– orang yang dangkal pemahamannya dalam ilmu fiqih.
Sabda Rasulullah saw : “Allah tak mencabut ilmu dengan serta merta mencabutnya dari
hamba – hamba Nya, akan tetapi Allah mencabut ilmu dengan mewafatkan ulama, hingga
tak lagi tersisa ulama pada suatu kaum, maka mereka mengambil guru dari orang –
orang jahil, lalu mereka (guru – guru jahil itu) ditanya (pelbagai masalah), maka mereka
berfatwa tanpa ilmu, maka mereka itu sesat, dan menyesatkan” (Shahih Bukhari)
Dan dengan pintarnya mereka berkata : “Imam Syafii Radhiyallahu ‘anhu”, namun mereka
sendiri banyak menentang Syafii dan sama sekali tak mengikutinya, bibir mereka berucap
hanya untuk pemanis debat, bukan untuk ucapan Alhaqq dan Kesucian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

 

Sample text

Sample Text

Sample Text

Bismillahirahman rahim, segala puji bagi Allah Azza Wa Jalla, Tuhan seru
sekalian alam yang menyeru sekalian hati hamba-Nya untuk selalu turut serta dalam
samudera makrifat hingga tenggelam dalam kecintaan kepada-Nya. Shalawat
serta salam atas Al-Mustafa Sayyidina Muhammad saw jadilah abadi padanya,
keluarganya dan seluruh sahabatnya.
Telah banyak permintaan dari saudara-saudari kita untuk membahas lebih
lanjut seputar permasalahan khilafiyah semacam kegiatan Maulid, Tahlil, Ziarah
Kubur, Dzikir, Yassin dan beberapa hal ubudiyah lainnya yang menurut sebahagian
dari saudara kita dipungkiri kebenarannya.
Buku yang diberi judul “Kenalilah Akidahmu 2”. Pada akhirnya adalah
kewajiban bagi kita untuk selalu menyeru dan menyeru atas mereka siapapun
mereka selama mereka keturunan Adam as untuk terus mengenal indahnya
keagungan islam sebagai akhlaq, pedoman hidup dan aqidah. wallahu a’lam.
Dengan segala kerendahan hati, saya berharap agar kehadiran buku ini turut
serta memperkaya khazanah keislaman kita.
Walillahitaufiq,
(Habib Munzir Almusawa)