Social Icons

h

Pages

Selasa, 23 Juli 2013

Jihad


JIHAD

Merupakan pemahaman yang buta, bila sekelompok dari kita mengatakan bahwa jihad dalam
peperangan lebih mulia daripada jihad dengan hawa nafsu, sebab seluruh kehidupan kita
siang dan malam adalah berperang melawan hawa nafsu, bahkan jihad dalam peperangan pun
harus dengan melawan hawa nafsu, apakah mereka menginginkan jihad dalam peperangan
itu tidak melawan hawa nafsu? jadi mengikuti hawa nafsu?
Mengikuti hawa nafsu mengangkat pedang dan membunuh kesana kemari.. itukah makna
jihad dalam benak mereka? Nauzubillah dari pemahaman jihad seperti ini.
Jihad adalah memerangi kebatilan dengan sabar, tidak membunuh anak - anak dan wanita,
tidak memukul wajah dengan tangan apalagi dengan senjata, tidak membunuh bila lawan
telah menyerah, tidak menyiksa dan masih banyak lagi aturan aturan jihad melawan hawa
nafsu justru ditengah peperangan.., lalu bagaimana sekelompok dari mereka mengatakan
bahwa jihad peperangan lebih mulia daripada jihad melawan hawa nafsu, sedangkan mulai
108 kenalilah akidahmu 2
syahadat hingga wafat kita semua berjihad melawan hawa nafsu.
Shalat tepat waktu adalah jihad melawan hawa nafsu, berbuat baik pada orang tua pun
demikian, dan itu jauh lebih mulia dari Jihad dalam peperangan..
Sebagaimana Hadits riwayat Abdullah bin Mas’ud yg bertanya pada Rasul saw, : amal
apakah yang paling afdhal?, beliau menjawab : “Shalat tepat waktu”, lalu Ibn Mas’ud
bertanya lagi, lalu apa Ya Rasulullah (saw)”, beliau saw menjawab : “Berbakti pada kedua
orang tua”, lalu Ibn Mas’ud bertanya lagi, lalu apa Ya Rasulullah ?, beliau saw menjawab
: “Jihad di jalan Allah”. (HR Muslim No.85),
Demikian pula hadits dengan makna yang sama dalam (Shahih Bukhari No.503), dan
demikian pula hadits dengan makna yang sama dalam (Shahih Bukhari No 2630)
Hadits inipun didukung dengan Hadits lainnya sebagaimana diriwayatkan ketika seorang
lelaki hijrah meninggalkan kesyirikan menuju Jihad di jalan Allah, dan Rasul saw bertanya
kepadanya, apakah telah diizinkan oleh ayah ibunya untuk berjihad?, dan lelaki itu
menjawab : “tidak”, maka Rasul saw bersabda : “Kembalilah, mohon izin padad mereka,
bila mereka izinkan maka berjihadlah, bila tidak maka berbaktilah kepada keduanya” (
HR Muslim No.1035)..


Riwayat Abdullah bin Umar ra yang berkata : “datanglah seorang lelaki kepada Rasul saw
dan memohon izin untuk berjihad, maka berkatalah Rasul saw : “apakah ayah ibumu
masih hidup??, ia menjawab : ya. Maka Rasul saw bersabda : “maka berjihadlah dengan
berbakti pada mereka (Shahih Bukhari No.2842)
Rasul saw didatangi seorang lelaki yang mengatakan bahwa Istrinya akan ibadah haji
tanpa muhrimnya, sedangkan ia telah mencatat dirinya untuk ikut Jihad, maka Rasul saw
memerintahkan agar lelaki itu meninggalkan Jihad dan mengantar Istrinya beribadah
Haji (Shahih Bukhari No.2844)


Dan masih banyak lagi hadits – hadits shahih yang mendukung pemahaman bahwa melawan
hawa nafsu jauh lebih mulia dari sekedar peperangan dengan senjata, yang justru peperangan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

 

Sample text

Sample Text

Sample Text

Bismillahirahman rahim, segala puji bagi Allah Azza Wa Jalla, Tuhan seru
sekalian alam yang menyeru sekalian hati hamba-Nya untuk selalu turut serta dalam
samudera makrifat hingga tenggelam dalam kecintaan kepada-Nya. Shalawat
serta salam atas Al-Mustafa Sayyidina Muhammad saw jadilah abadi padanya,
keluarganya dan seluruh sahabatnya.
Telah banyak permintaan dari saudara-saudari kita untuk membahas lebih
lanjut seputar permasalahan khilafiyah semacam kegiatan Maulid, Tahlil, Ziarah
Kubur, Dzikir, Yassin dan beberapa hal ubudiyah lainnya yang menurut sebahagian
dari saudara kita dipungkiri kebenarannya.
Buku yang diberi judul “Kenalilah Akidahmu 2”. Pada akhirnya adalah
kewajiban bagi kita untuk selalu menyeru dan menyeru atas mereka siapapun
mereka selama mereka keturunan Adam as untuk terus mengenal indahnya
keagungan islam sebagai akhlaq, pedoman hidup dan aqidah. wallahu a’lam.
Dengan segala kerendahan hati, saya berharap agar kehadiran buku ini turut
serta memperkaya khazanah keislaman kita.
Walillahitaufiq,
(Habib Munzir Almusawa)