Social Icons

h

Pages

Featured Posts

Selasa, 30 Juli 2013

Syaikh AlBani Bukan Muhaditts




Syaikh AlBani Bukan Muhaditts


Saudaraku yg kumuliakan,
beliau itu bukan Muhaddits, karena Muhaddits adalah orang yg mengumpulkan hadits dan menerima hadits dari para peiwayat hadits, albani tidak hidup di masa itu, ia hanya menukil nukin dari sisa buku buku hadits yg ada masa kini, kita bisa lihat Imam Ahmad bin Hanbal yg hafal 1.000.000 hadits (1 juta hadits), berikut sanad dan hukum matannya, hingga digelari Huffadhudduniya (salah seorang yg paling banyak hafalan haditsnya di dunia), (rujuk Tadzkiratul Huffadh dan siyar a'lamunnubala) dan beliau tak sempat menulis semua hadits itu, beliua hanya sempat menulis sekitar 20.000 hadits saja, maka 980.000 hadits lainnya sirna ditelan zaman,

Imam Bukhari hafal 600.000 hadits berikut sanad dan hukum matannya dimasa mudanya, namun beliau hanya sempat menulis sekitar 7.000 hadits saja pada shahih Bukhari dan beberapa kitab hadits kecil lainnya, dan 593.000 hadits lainnya sirna ditelan zaman, demikian para Muhaddits2 besar lainnya, seperti Imam Nasai, Imam Tirmidziy, Imam Abu Dawud, Imam Muslim, Imam Ibn Majah, Imam Syafii, Imam Malik dan ratusan Muhaddits lainnya,

Muhaddits adalah orang yg berjumpa langsung dg perawi hadits, bukan jumpa dg buku buku, albani hanya jumpa dg sisa sisa buku hadits yg ada masa kini.

Albani bukan pula Hujjatul Islam, yaitu gelar bagi yg telah hafal 300.000 hadits berikut sanad dan hukum matannya, bagaimana ia mau hafal 300.000 hadits, sedangkan masa kini jika semua buku hadits yg tercetak itu dikumpulkan maka hanya mencapai kurang dari 100.000 hadits.
AL Imam Nawawi itu adalah Hujjatul islam, demikian pula Imam Ghazali, dan banyak Imam Imam Lainnya.

Albani bukan pula Alhafidh, ia tak hafal 100.000 hadits dengan sanad dan hukum matannya, karena ia banyak menusuk fatwa para Muhadditsin, menunjukkkan ketidak fahamannya akan hadits hadits tsb,

Abani bukan pula Almusnid, yaitu pakar hadits yg menyimpan banyak sanad hadits yg sampai ada sanadnya masa kini, yaitu dari dirinya, dari gurunya, dari gurunya, demikian hingga para Muhadditsin dan Rasul saw, orang yg banyak menyimpan sanad seperti ini digelari Al Musnid, sedangkan Albani tak punya satupun sanad hadits yg muttashil.

berkata para Muhadditsin, "Tiada ilmu tanpa sanad" maksudnya semua ilmu hadits, fiqih, tauhid, alqur;an, mestilah ada jalur gurunya kepada Rasulullah saw, atau kepada sahabat, atau kepada Tabiin, atau kepada para Imam Imam, maka jika ada seorang mengaku pakar hadits dan berfatwa namun ia tak punya sanad guru, maka fatwanya mardud (tertolak), dan ucapannya dhoif, dan tak bisa dijadikan dalil untuk diikuti, karena sanadnya Maqtu'.

apa pendapat anda dengan seorang manusia muncul di abad ini lalu menukil nukil sisa sisa hadits yg tidak mencapai 10% dari hadits yg ada dimasa itu, lalu berfatwa ini dhoif, itu dhoif.

saya sebenarnya tak suka bicara mengenai ini, namun saya memilih mengungkapnya ketimbang hancurnya ummat karena tipuan seorang tong kosong.

Selasa, 23 Juli 2013

Isbal







Isbal (tidak membuat pakaian menjela/memanjang dibawah mata kaki) adalah sunnah Rasul saw dalam sholat dan diluar shalat,

Rasul saw bersabda : "Barangsiapa yg menyeret nyeret pakaiannya (menjela pakaiannya/jubahnya krn sombong maka Allah tidak akan melihatnya dihari kiamat (murka)" lalu berkata Abubakar shiddiq ra : Wahai Rasulullah..., pakaianku menjela.., maka berkata Rasul saw : "Sungguh kau memperbuat itu bukan karena sombong" (Shahih Bukhari Bab Manaqib).

berkata AL Hafidh Imam Ibn Hajar mengenai syarah hadits ini : "kesaksian Nabi saw menafikan makruh perbuatan itu pada ABubakar ra" (Fathul Baari bisyarh shahih Bukhari Bab Manaqib).

jelaslah sudah bahwa perbuatan itu tidak makruh apalagi haram, kecuali jika diperbuat karena sombong,
dimasa itu bisa dibedakan antara orang kaya dg orang miskin adalah dilihat dari bajunya, baju para buruh dan fuqara adah pendek hingga bawah lutut diatas matakaki, karena mereka pekerja, tak mau pakaiannya terkena debu saat bekerja,
dan para orang kaya dan bangsawan memanjangkan jubahnya menjela ketanah, karena mereka selalu berjalan diatas permadani dan kereta, jarang menginjak tanah,
maka jadilah semacam hal yg bergengsi, memakai pakaian panjang demi memamerkan kekayaannya, dan itu tak terjadi lagi masa kini, orang kaya dan miskin sama saja, tak bisa dibedakan dengan pakaian yg menjela.

jelas dibuktikan dengan riwayat shahih Bukhari diatas, bahwa terang2an abubakar shiddiq ra berpakaian spt itu tanpa sengaja, namun Rasul saw menjawab : "Kau berbuat itu bukan karena sombong"
berarti yg dilarang adalah jika karena sombong.

Foto Ulama Dan Kuburan di Masjid


FOTO ULAMA DAN KUBURAN DI MASJID

Justru penipuan syaitan yang menyesatkan mereka hingga bertolak belakang dari Ahlussunnah
waljamaah, dan Rasul saw bersabda : “Barangsiapa yang memisahkan diri sejengkal dari
jamaah muslimin, lalu mereka wafat, maka akan wafat dalam kematian jahiliyah” (Shahih
Bukhari).
Sifat penentangan dan penuduhan dan kebencian atas orang – orang yang mengagungkan
ulama, adalah sifat warisan Iblis, sebagaimana Iblis adalah ahlussujud, beribu tahun ia tak
menyekutukan Allah swt, namun Iblis tak mau memuliakan orang yang dimuliakan Allah,
padahal jika Iblis disuruh sujud pada Allah maka ia pasti taat pada Allah swt, namun Iblis
tak mau memuliakan orang yang mulia, ia tak mau sujud pada makhluk, ia tak merasa sama
dengan Adam as bahkan lebih mulia, ia tak mau memandang bahwa Adam as ini walau
dicipta dari tanah namun ia dimuliakan Allah swt.
Dan Adam as dimuliakan Allah dengan ilmu yang melebihi Iblis dan para malaikat,
sebagaimana firman Nya swt : Dan Allah mengajari Adam akan nama nama (nama
nama ciptaan Nya swt) kesemuanya, lalu Allah menunjukkan itu semua kepada para
malaikat dan berkata : Kabarkan pada-Ku nama nama ini semua?, mereka (malaikat)
menjawab : Maha Suci Engkau, kami tak memiliki ilmu kecuali yang Kau ajarkan,
sungguh Engkau Maha Mengetahui dan Maha Menghakimi, maka Allah swt berkata
pada Adam (as) : Wahai Adam, kabarkan pada mereka (para malaikat) tentang nama
nama itu…dst (QS. Al Baqarah : 30 -33).
Demikianlah sifat Iblis, dan sifat ini terwariskan, mereka menentang memuliakan Rasul
saw dan ulama, padahal para sahabat sangat mengagungkan Rasul saw, mereka berebutan
air bekas wudhu Rasulullah saw dan mengusapkannya ke wajah dan tangannya (Shahih
Bukhari), mereka juga berebutan rambut Rasulullah saw (Shahih Bukhari) dan banyak lagi
tentang pengagungan para sahabat pada Nabi saw (mengenai belasan riwayat shahih akan
ini silahkan rujuk artikel kami yang berjudul : TABARRUK yang dapat dilihat di buku ini
Bab Tabarruk.
Mereka terus memerangi orang muslim, yang sholat, puasa, zakat, haji dll, mereka
dianggap musyrik hanya karena memajang foto orang shalih, padahal mereka sama sekali
tak menyembahnya, atau berziarah kubur yang itu jelas – jelas sunnah, namun dikatakan
musyrik.
Sepanjang adanya foto orang shalih di ummat ini yang memajangnya adakah yang
menganggapnya Tuhan? lalu ada apa dengan penuduhan musyrik ini?,
Sabda Rasulullah saw : “Maukah kalian kuberitahu tentang yang termulia diantara
kalian?, mereka adalah yang jika dilihat wajahnya akan membuat orang mengingat
Allah” (Adabul Mufrad oleh Imam Bukhari)
Ummat - ummat terdahulu menyembah patung, lalu muslimin sujud pula pada Ka’bah,
bukankah Ka’bah itu batu? kenapa sujud padanya? Rasul saw sudah mengarahkan kiblat
ke Ka’bah saat ka’bah masih dipenuhi ratusan patung, baru setelah Fatah Makkah patung -
patung itu dibersihkan.
Lalu mengapa malaikat diperintah sujud pada makhluk?,dalam peristiwa ini menurut versi
pemikiran mereka, maka yang tauhidnya suci hanyalah Iblis, karena hanya Iblis yang tak mau
sujud pada makhluk, dan para malaikat itu semuanya musyrik, karena sujud pada makhluk.
Rasul saw bersabda : “Aku tidak takut kemusyrikan menimpa kalian, yang kutakutkan adalah
keluasan dunia yang menimpa kalian hingga kalian saling hantam memperebutkannya”
(sebagaimana salah satu Negara muslim yg berakidah ini, kaya raya dan membayar
pasukan non muslim untuk membantai saudara muslimnya demi minyak dan kekayaan
duniawi, dan mereka tak menyadarinya namun memusyrikkan orang muslim ) (Shahih
Bukhari).
Sepanjang adanya foto orang shalih di ummat ini yang memajangnya adakah yang
menganggapnya Tuhan? lalu ada apa dengan penuduhan musyrik ini?,
Sabda Rasulullah saw : “Maukah kalian kuberitahu tentang yang termulia diantara
kalian?, mereka adalah yang jika dilihat wajahnya akan membuat orang mengingat
Allah” (Adabul Mufrad oleh Imam Bukhari)
Ummat - ummat terdahulu menyembah patung, lalu muslimin sujud pula pada Ka’bah,
bukankah Ka’bah itu batu? kenapa sujud padanya? Rasul saw sudah mengarahkan kiblat
ke Ka’bah saat ka’bah masih dipenuhi ratusan patung, baru setelah Fatah Makkah patung -
patung itu dibersihkan.
Lalu mengapa malaikat diperintah sujud pada makhluk?,dalam peristiwa ini menurut versi
pemikiran mereka, maka yang tauhidnya suci hanyalah Iblis, karena hanya Iblis yang tak mau
sujud pada makhluk, dan para malaikat itu semuanya musyrik, karena sujud pada makhluk.
Rasul saw bersabda : “Aku tidak takut kemusyrikan menimpa kalian, yang kutakutkan adalah
keluasan dunia yang menimpa kalian hingga kalian saling hantam memperebutkannya”
(sebagaimana salah satu Negara muslim yg berakidah ini, kaya raya dan membayar
pasukan non muslim untuk membantai saudara muslimnya demi minyak dan kekayaan
duniawi, dan mereka tak menyadarinya namun memusyrikkan orang muslim ) (Shahih
Bukhari).
Jelaslah sudah bahwa Rasul saw telah menjawab seluruh fitnah mereka, bahwa Rasul saw
tak merisaukan syirik akan menimpa ummatnya, hanya Iblis saja yang tak rela muslimin
memuliakan ulama, Iblis ingin muslimin ini sama sama dengannya, tak memuliakan siapapun
selain Allah swt, namun justru tempat mereka adalah kekal di neraka.
Maka mengenai foto tsb, ia bukanlah lukisan, karena foto adalah bukan guratan tangan tapi
merupakan bayangan yang ditangkap oleh cahaya, dan direkam di foto, maka hukumnya
bukan lukisan, tak bisa disamakan sebagaimana orang yang shalat dibelakang imam, tak bisa
disamakan dengan orang yang bermakmum pada imam yang di masjidil haram lewat TV,
tentunya tidak sah shalatnya , demikian pula lukisan tangan jika dibandingkan dengan foto.
Dan dengan semaraknya foto - foto non muslim dan fasiq di jalan - jalan dan di televisi dan
dimana - mana, maka sangat mulia jika foto - foto para shalihin juga ditampilkan, agar jangan
mata muslimin terus terkotori dengan aurat non muhrim, atau memuliakan wajah orang yang
tidak pernah sujud pada Allah, maka selayaknya kita kenalkan foto - foto shalihin.
1. Berkata Guru dari Imam Ahmad bin Hanbal, yaitu Imam Syafii rahimahullah
“Makruh memuliakan seseorang hingga menjadikan makamnya sebagai masjid,
(*Imam syafii tidak mengharamkan memuliakan seseorang hingga membangun kuburnya
menjadi masjid, namun beliau mengatakannya makruh), karena ditakutkan fitnah atas
orang itu atau atas orang lain, dan hal yg tak diperbolehkan adalah membangun masjid
diatas makam setelah jenazah dikuburkan, Namun bila membangun masjid lalu membuat
didekatnya makam untuk pewakafnya maka tak ada larangannya”. Demikian ucapan
Imam Syafii (Faidhul qadir Juz 5 hal.274).
1. Berkata Guru dari Imam Ahmad bin Hanbal, yaitu Imam Syafii rahimahullah
“Makruh memuliakan seseorang hingga menjadikan makamnya sebagai masjid,
(*Imam syafii tidak mengharamkan memuliakan seseorang hingga membangun kuburnya
menjadi masjid, namun beliau mengatakannya makruh), karena ditakutkan fitnah atas
orang itu atau atas orang lain, dan hal yg tak diperbolehkan adalah membangun masjid
diatas makam setelah jenazah dikuburkan, Namun bila membangun masjid lalu membuat
didekatnya makam untuk pewakafnya maka tak ada larangannya”. Demikian ucapan
Imam Syafii (Faidhul qadir Juz 5 hal.274).
2. Berkata Hujjatul Islam Al Imam Ibn Hajar Al Atsqalaniy : “hadits - hadits larangan ini
adalah larangan shalat dengan menginjak kuburan dan diatas kuburan, atau berkiblat
ke kubur atau diantara dua kuburan, dan larangan itu tak mempengaruhi sahnya shalat,
(*maksudnya bilapun shalat diatas makam, atau mengarah ke makam tanpa pembatas maka
shalatnya tidak batal), sebagaimana lafadh dari riwayat kitab Asshalaat oleh Abu Nai’im
guru Imam Bukhari, bahwa ketika Anas ra shalat di hadapan kuburan maka Umar ra
berkata : kuburan..kuburan..!, maka Anas melangkahinya dan meneruskan shalat dan
ini menunjukkan shalatnya sah, dan tidak batal. (Fathul Baari Almayshur juz 1 hal 524).
3. Berkata Imam Ibn Hajar : “Berkata Imam Al Baidhawiy : ketika orang yahudi dan
nasrani bersujud pada kubur para Nabi mereka dan berkiblat dan menghadap pada
kubur mereka dan menyembahnya dan mereka membuat patung patungnya, maka Rasul
saw melaknat mereka, dan melarang muslimin berbuat itu, tapi kalau menjadikan masjid
di dekat kuburan orang shalih dengan niat bertabarruk dengan kedekatan pada mereka
tanpa penyembahan dengan merubah kiblat kepadanya maka tidak termasuk pada ucapan
yang dimaksud hadits itu” (Fathul Bari Al Masyhur Juz 1 hal 525)
4. Berkata Imam Al Baidhawiy : bahwa Kuburan Nabi Ismail as adalah di Hathiim
(disamping Miizab di ka’bah dan di dalam masjidilharam) dan tempat itu justru afdhal
shalat padanya, dan larangan shalat di kuburan adalah kuburan yang sudah tergali
(Faidhulqadiir Juz 5 hal 251)
Kita memahami bahwa Masjidirrasul saw itu didalamnya terdapat makam beliau saw,
Abubakar ra dan Umar ra, masjid diperluas dan diperluas, namun bila saja perluasannya
itu akan menyebabkan hal yang dibenci dan dilaknat Nabi saw karena menjadikan kubur
beliau saw ditengah - tengah masjid, maka pastilah ratusan Imam dan Ulama dimasa itu telah
memerintahkan agar perluasan tidak perlu mencakup rumah Aisyah ra (makam Rasul saw)
Perluasan adalah di zaman khalifah Walid bin Abdulmalik sebagaimana diriwayatkan dalam
Shahih Bukhari, sedangkan Walid bin Abdulmalik dibai’at menjadi khalifah pada 4 Syawal
tahun 86 Hijriyah, dan ia wafat pada 15 Jumadil Akhir pada tahun 96 Hijriyah.
Lalu dimana Imam Bukhari? (194 H - 256 H), Imam Muslim? (206 H – 261H), Imam Syafii?
(150 H – 204 H), Imam Ahmad bin Hanbal? (164 H – 241 H), Imam Malik? (93 H – 179
H) dan ratusan imam imam lainnya?, apakah mereka diam membiarkan hal yang dibenci
dan dilaknat Rasul saw terjadi di Makam Rasul saw?, lalu Imam - Imam yang hafal ratusan
ribu hadits itu adalah para musyrikin yang bodoh dan hanya menjulurkan kaki melihat
kemungkaran terjadi di Makam Rasul saw??, munculkan satu saja dari ucapan mereka yang
mengatakan bahwa perluasan Masjid Nabawiy adalah makruh. apalagi haram.
Justru inilah jawabannya, mereka diam karena hal ini diperbolehkan, bahwa orang yang kelak
akan bersujud menghadap Makam Rasul saw itu tidak satupun yang berniat menyembah
Nabi saw, atau menyembah Abubakar ra atau Umar bin Khattab ra, mereka terbatasi dengan
tembok, maka hukum makruhnya sirna dengan adanya tembok pemisah, yang membuat kubur
- kubur itu terpisah dari masjid, maka ratusan Imam dan Muhadditsin itu tidak melarang
perluasan masjid Nabawiy, bahkan masjidil Haram pun berkata Imam Baidhawiy bahwa
kuburan Nabi Ismail adalah di Masjidil Haram.
Kesimpulannya: larangan membuat masjid diatas makam adalah menginjaknya dan
menjadikannya terinjak injak, ini hukumnya makruh, ada pendapat mengatakannya
haram.Tentunya jawabannya bahwa yang dilarang adalah jika untuk penyembahan maka
hancurkanlah, jika untuk tabarruk maka hal itu boleh – boleh saja.
Dijelaskan pada kitab Mughniy Almuhtaj fi Syarahil Minhaj oleh AI Imam khatiib syarbiniy
bab washaya bahwa diperbolehkan membangun kuburan para Nabi atau Shalihin, demi
menghidupkan syiar dana mengambil keberkahan.
Disebutkan pula pada Kitab Raudhatuttaibin oleh Hujjatul Islam Al Imam Nawawi Bab
Washaya : Diperbolehkan untuk Muslim atau kafir dzimmiy (kafir dzimmiy adalah kafir
yang tak memusuhi atau memerangi muslimin) untuk berwasiat membangun Masjidil Aqsha,
atau masjid lainnya, atau membangun kubur para Nabi dan para shalihin untuk menghidupkan
syiar dan bertabarruk padanya.
Diriwayatkan bahwa Abdullah bin Umar ra bila datang dari perjalanan dan tiba di
Madinah maka ia segera masuk masjid dan mendatangi Kubur Nabi saw seraya berucap
: Assalamualaika Yaa Rasulallah, Assalamualaika Yaa Ababakar, Assalamualaika Ya
Abataah (wahai ayahku)”. (Sunan Imam Baihaqi Alkubra hadits No.10051)
5. Berkata Abdullah bin Dinar ra : Kulihat Abdullah bin Umar ra berdiri di kubur Nabi saw
dan bersalam pada Nabi saw lalu berdoa, lalu bersalam pada Abubakar dan Umar ra”
(Sunan Imam Baihaqiy Alkubra hadits No.10052).










Petasan Kembang Api Maulid Adalah Munkar


PETASAN KEMBANG API MAULID ADALAH MUNKAR

Saya sudah menghimbau hal itu, namun tetap saja para pemuda senang melakukannya,
saya terus terang saja kurang suka, namun untuk kegembiraan maka hal itu diperbolehkan
oleh Rasul saw. Riwayat bahwa Rasul saw melihat orang – orang Afrika bermain di Masjid
Nabawiy, maka para sahabat marah, maka Rasul saw berkata : “Biarkan mereka, ini adalah
hari Ied” dan Rasul saw duduk menonton perbuatan mereka dengan senang. (Shahih
Bukhari).


Riwayat lain ketika Abubakar shiddiq ra marah melihat dua orang wanita menghibur Aisyah
ra dengan alat musik Mizmar dan syair, Abubakar ra berkata : “apakah alat musik syetan
dihadapan Rasulullah..?!!”, maka Rasul saw keluar dari dalam selimut karena sedari tadi
beliau berselubung selimut, seraya bersabda : “Biarkan mereka wahai Abubakar, ini adalah
Ied kita”, padahal hari itu bukan hari Iedul Adha atau Iedul fitri, tapi hari Mina (Shahih
Bukhari),


Maka jelaslah sudah segala bentuk kegembiraan, bahkan main di masjid yang jelas – jelas
adat Yahudi dan Nasrani, bahkan Rasul saw memperbolehkannya dimainkan di Masjid pula.
Dan bahkan Rasul saw menonton dan asyik tersenyum, menunjukkan selama kegembiraan
yang berkaitan dengan syiar Islam maka tak apa. Walau dimasa kini tidak selayaknya ada
acara gembira dengan bermain di masjid, itu terjadi dimasa awal islam. Namun jika hal hal
diluar masjid, selama tak bertentangan dengan syariah maka boleh saja bahkan diakui oleh
syariah kebolehannya, demikian pula saat acara pernikahan, acara haji, acara maulid dll. ini
dari segi hukum.


Namun dari segi pribadi saya, saya kurang suka, ribut.., dan baunya menusuk dada, apalagi
saya yang punya sakit asma, tapi saya tahan saja karena mereka sedang asyik begitu, kasihan
juga jika dikerasi dan dilarang, Namun tetap hati kecil saya kalau disuruh memilih maka
lebih baik yang lain lah, daripada petasan.
Dan ternyata saat kedatangan Guru Mulia kita Al Allamah Al Musnid Alhabib Umar bin
Hafidh, beliau disambut dengan kembang api, kita tahu bahwa beliau ini sudah mencapai
derajat Pakar hadits dan Mufassir.


Saya perhatikan apakah beliau cemberut dan marah atau bagaimana..?, karena jika mungkar
maka beliau tidak akan diam, karena saya adalah murid beliau, pasti akan ditegur, namun
ternyata beliau senyum cerah, bahkan sempat berdiri menonton sejenak sambil tersenyum
gembira melihat kembang api itu sebelum masuk ke masjid.


Saya pun tahu bahwa senyum beliau itu adalah ingin membuat para pemuda itu makin
senang, karena mereka berbuat itu demi menyambut beliau, namun jika disuruh memilih,
pastilah beliau pun memilih tak perlu pakai yang demikian itu. Wallahu a’lam

Yasinan Malam Jum'at Haditsnya Palsu

YASINAN MALAM JUM’AT HADITSNYA PALSU

Mengenai mereka itu sungguh berada dalam kemungkaran yang nyata, siapapula yang
mengeluarkan larangan membaca Alqur’an di malam jum’at..?, boleh Yaasiin atau boleh
apapun dari ayat Alqur’an,
Mereka mengatakan tak boleh ada dalil pengkhususan suatu ibadah disuatu hari atau waktu,
darimana hukum ini muncul..?, hanya ada pada orang bodoh yang tak mengerti hadits, mereka
itu tak tahu hadits, hanya tahu menukil - nukil lalu mengatakan sesat pada orang lain.
Berikut riwayat shahih mengenai diperbolehkannya mengada – adakan suatu amal tanpa
diperintah oleh Rasul saw :
Diwayatkan bahwa Imam Masjid Quba menambahi bacaan surat Al Ikhlas setelah fatihah,
ia selalu selesai fatihah ia membaca surat Al Ikhlas dulu, baru surat lainnya, maka ia telah
menyamakan Fatihah dengan surat Al Ikhlas, ia membuat surat Al Ikhlas mesti ada pada
setiap rakaatnya.
bukankah hal ini tidak pernah diajarkan oleh Rasul saw..?
Maka makmumnya protes, dan ia tetap bersikeras, maka ia dilaporkan pada Rasul saw, maka
Rasul saw memanggilnya, dan menanyakan apa sebab perbuatannya itu..?
Maka Imam Masjid Quba itu berkata : aku mencintai surat Al Ikhlas, maka aku tak mau
melepasnya pada setiap rakaat.
Maka Rasul saw menjawab : Cintamu pada surat Al Ikhlas akan membuatmu masuk
sorga! (Shahih Bukhari Bab Adzan).
Berkata Hujjatul islam Al Imam Ibn Hajar Al Asqalaniy dalam kitabnya Fathul Baari Bisyarah
Shahih Bukhari mensyarahkan makna hadits ini beliau berkata :
وَفِيهِ دَلِيلٌ عَلَى جَوَازِ تَخْصِيصِ بَعْضِ الْقُرْآنِ بِمَيْلِ النَّفْسِ إِلَيْهِ وَالِاسْتِكْثَارِ مِنْهُ وَلَا يُعَدُّ ذَلِكَ هِجْرَانًا
لِغَيرِْهِ
“pada riwayat ini menjadi dalil diperbolehkannya mengkhususkan sebagian surat
Alqur’an dengan keinginan diri padanya, dan memperbanyaknya dengan kemauan
sendiri, dan tidak bisa dikatakan bahwa perbuatan itu telah mengucilkan surat lainnya”
(Fathul Baari Bisyarah Shahih Bukhari Juz 3 hal 150 Bab Adzan).
Jelaslah sudah kebodohan mereka akan ilmu hadits, bahwa Rasul saw tak pernah melarang
seseorang mengkhususkan Alqur’an atau lainnya dari beragam ibadah untuk dibaca disuatu
waktu atau tempat, bahkan jika hal itu karena cintanya pada ibadah itu maka itu akan
membuatnya masuk sorga, demikian kabar gembira dari Rasulullah saw. Wallahu a’lam

Sorban dan imamah bukan sunnah tapi adat orang arab saja

SORBAN DAN IMAMAH BUKAN SUNNAH TAPI ADAT ORANG ARAB
SAJA


Saya jawab secara singkat saja, ketahuilah bahwa sorban itu bukan adat orang arab saja, tapi
sunnah Nabi saw, Rasulullah saw memakai surban.
Mereka itu mengatakan tidak ada haditsnya menunjukkan betapa rendahnya pemahaman
mereka akan syariah dan hadits
a. Dari Amr bin Umayyah ra dari ayahnya berkata : Kulihat Rasulullah saw mengusap
surbannya dan kedua khuffnya (Shahih Bukhari Bab Wudhu, Al Mash alalKhuffain).
b. Dari Ibnul Mughirah ra, dari ayahnya, bahwa Rasulullah saw mengusap kedua khuffnya,
dan depan wajahnya, dan atas surbannya (Shahih Muslim Bab Thaharah)
c. Para sahabat sujud diatas Surban dan kopyahnya dan kedua tangan mereka
disembunyikan dikain lengan bajunya (menyentuh bumi namun kedua telapak tangan
mereka beralaskan bajunya karena bumi sangat panas untuk disentuh). saat cuaca sangat
panas. (Shahih Bukhari Bab Shalat).
d. Rasulullah saw membasuh surbannya (tanpa membukanya saat wudhu) lalu mengusap
kedua khuff nya (Shahih Muslim Bab Thaharah)
Dan masih belasan hadits shahih meriwayatkan tentang surban ini, cukuplah hadits Nabi
saw : “Barangsiapa yang tak menyukai sunnahku maka ia bukan golonganku” (Shahih
Bukhari).

Silahkan bantah sunnah Nabi saw, dan itu tanda keluarnya mereka dari ummat Nabi saw.
Imam Syafii mengeluarkan fatwa bila seorang muslim menghina sunnah maka hukumnya
kufur. Wallahu a’lam

Nabi Khidir As Masih Hidup?


NABI KHIDIR AS MASIH HIDUP..?

Berkata Hujjatul Islam Al Imam Nawawi rahimahullah :
وقد احتج بهذه الاحاديث من شذ من المحدثين فقال الخضر عليه السلام ميت والجمهورعلى حياته
سبق في باب فضائله ويتأولون هذه الاحاديث على انه كان على البحر أو انها عام مخصوص
“Sungguh telah berhujjah dengan hadits ini (hadits = Rasul saw bersabda bahwa setelah
100 tahun maka tak tersisa lagi yang hidup diantara kita didaratan ini), mereka yang
salah dari para periwayat hadits yang mengatakan bahwa Khidir as sudah wafat, dan
Jumhur (pendapat yang terkuat dan terbanyak) mengatakan bahwa ia hidup, sebagaimana
dijelaskan dalam Bab keutamaannya, dan mereka menakwilkan hadits – hadits ini bahwa
dia (khidir as) di laut dan bukan di daratan, atau hadits itu bermakan ‘Aammun makhsush
(maknanya umum tetapi ada pengecualian). (Syarh Imam Nawawi ala shahih Muslim Juz
16 hal 90)
قال أبو اسحق يقال ان هذا الرجل هو الخضر عليه السلام أبو اسحق هذا هو ابراهيم بن سفيان راوى
الكتاب عن مسلم وكذا قال معمر فى جامعة فى أثر هذا الحديث كما ذكره ابن سفيان وهذا لبعض منه
بحياة الخضر عليه السلام وهو الصحيح
Berkata Imam Nawawi, bahwa berkata Abu Ishaq : “Dikatakan bahwa lelaki ini (hadits
= lelaki yang dibunuh Dajjal lalu dihidupkan kembali, lalu akan dibunuh lagi namun
Dajjal tak mampu berbuat kedua kalinya) adalah Khidir as, dan adapun Abu Ishaq ini
adalah Ibrahim bin Sufyan, periwayat kitab dari Muslim, dan demikian pula dikatakan
oleh Ma’mar dalam Jaami’ah dalam penjelasan hadits ini, sebagaimana dijelaskan pula
oleh Ibn Sufyan, dan ini adalah bagian dari kehidupan Khidir as dan ini adalah shahih.
(Syarh Imam Nawawi ala shahih Muslim Juz 18 hal 72)
قال جعفر بن محمد فأخبرني أبي أن علي بن أبي طالب قال أتدرون من هذا هذا الخضر عليه
السلام
(ketika Rasul saw wafat, maka datanglah seorang pelayat yang mengucapkan kata – kata
dan doa), lalu berkata Ja’far bin Muhammad, dikabarkan oleh ayahku bahwa Ali bin Abi
Thalib kw berkata : “tahukah kalian siapa lelaki ini?, ia adalah Khidhir alaihissalam”
(Tafsir Imam Ibn katsir Juz 1 hal 436)
قال جعفر بن محمد فأخبرني أبي أن علي بن أبي طالب قال أتدرون من هذا هذا الخضر عليه
السلام
(ketika Rasul saw wafat, maka datanglah seorang pelayat yang mengucapkan kata - kata
dan doa) lalu berkata Ja’far bin Muhammad, dikabarkan oleh ayahku bahwa Ali bin Abi
Thalib kw berkata : “tahukah kalian siapa lelaki ini?, ia adalah Khidhir alaihissalam”
(Tafsir Imam Ibn katsir Juz 1 hal 436)
فقال بعضهم لبعض تعرفون الرجل فقال أبو بكر وعلي نعم هذا أخو رسول الله صلى الله عليه
والخضر عليه السلام
(ketika Rasul saw wafat, maka datanglah seorang pelayat yang mengucapkan kata - kata
dan doa) maka berkatalah para sahabat satu sama lain : kalian tahu siapa lelaki itu?,
maka berkata Abubakar dan Ali : Ya, ini adalah saudara Rasulullah saw Al Khidhir
alaihissalam. (Mustadrak Alaa Shahihain No.4392).
 

Sample text

Sample Text

Sample Text

Bismillahirahman rahim, segala puji bagi Allah Azza Wa Jalla, Tuhan seru
sekalian alam yang menyeru sekalian hati hamba-Nya untuk selalu turut serta dalam
samudera makrifat hingga tenggelam dalam kecintaan kepada-Nya. Shalawat
serta salam atas Al-Mustafa Sayyidina Muhammad saw jadilah abadi padanya,
keluarganya dan seluruh sahabatnya.
Telah banyak permintaan dari saudara-saudari kita untuk membahas lebih
lanjut seputar permasalahan khilafiyah semacam kegiatan Maulid, Tahlil, Ziarah
Kubur, Dzikir, Yassin dan beberapa hal ubudiyah lainnya yang menurut sebahagian
dari saudara kita dipungkiri kebenarannya.
Buku yang diberi judul “Kenalilah Akidahmu 2”. Pada akhirnya adalah
kewajiban bagi kita untuk selalu menyeru dan menyeru atas mereka siapapun
mereka selama mereka keturunan Adam as untuk terus mengenal indahnya
keagungan islam sebagai akhlaq, pedoman hidup dan aqidah. wallahu a’lam.
Dengan segala kerendahan hati, saya berharap agar kehadiran buku ini turut
serta memperkaya khazanah keislaman kita.
Walillahitaufiq,
(Habib Munzir Almusawa)